Jumat, 18 November 2016

Psikologi Manajemen - Kekuasaan dan Pengaruh

KEKUASAAN DAN PENGARUH

A.           Definisi kekuasaan
Kekuasaan mengacu pada kemampuan yang dimilik A untuk mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi ini mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu di aktualisasikan agar efektif.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

B.            Sumber kekuasaan
Kekuasaan sendiri bersumber dari 2 bentuk, yaitu formal dan personal. Kekuasaan formal merupakan kekuasaan yang didapat dari posisi seseorang dalam suatu organisasi. Bisa berasal dari kemampuan untuk memakasa atau memberi hadiah, atau juga berasal dari otoritas. Sedangkan kekuasaan personal bersumber dari keunikan karakteristik seseorang.
Kekuasaan Formal :
·         Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk member penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. Dalam kekuasaan ini seseorang akan menurut karena akan menghasilkan manfaat positif. Seseorang yang dapat membagikan hadiah yang dianggap berarti bagi yang diberi akan mendapatkan kekuasaan atas diri mereka. Hadiah ini bisa berupa finansial atau non finansial.
·         Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. Kekuasaan ini bergantung pada rasa takut seseorang akan hasil negatif yang dirasakan karena tidak dapat mematuhi atasan. Kekuasaan ini bertumpu pada penggunaan atau ancaman penggunaan sanksi fisik seperti memberikan rasa sakit, rasa frustasi karena keterbatasan pergerakan, atau pengendalian secara paksa.
·         Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu. Secara keseluruhan kekuasaan yang sah merupakan kekuasaan yang lebih luas dari kekuasaan memaksa dan kekuasaan menghargai, karena menyangkut penerimaan posisi seseorang sebagai pihak otoritas oleh para anggota.
Kekuasaan Personal :
·         Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli)
·         Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi c contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain.

C.           Mana saja landasan kekuasaan yang paling efektif?
Tiga landasan dari kekuasaan formal (koersif (paksaan), penghargaan, mengesahkan) dan dua landasan dari kekuasaan pribadi (ahli, rujukan) mana yang paling penting? Penelitian menunjukan bahwa kekuasaan pribadi yang paling efektif. Baik ahli dan tenaga rujukan berhubungan positif antara kepuasan karyawan dengan pengawasan, sedangkan penghargaan dan kekuasaan yang sah tampaknya tidak terkait dengan hasil penelitian ini. Salah satu sumber daya --kekuasaan koersif-- benar-benar dapat menjadi bumerang dalam masalah hubungan yang negatif pada kepuasan karyawan dan komitmen.
·         Kekuasaan dan keadilan yang dirasakan
Individu pada posisi yang berkuasa cenderung di salahkan atas kegagalan mereka dan percaya untuk keberhasilan mereka ke tingkat yang lebih besar dari pada mereka yang memiliki daya kekuasaan yang kurang.
·         Kepercayaan mengemukakan sebagai dasar pikiran yang umum
Ketika menguasai sesuatu yang mengharuskan diri sendiri untuk mengontrol, maka diri kita-lah yang membuat orang lain bergantung pada kita, dan karena itu kita memperoleh kekuasaan atas mereka.
D.           Definisi Pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan  proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektifitas kepemimpinan.

E.           Pengaruh Taktik Organisasi
·        Mengesahkan (Legitimacy) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
·        Persuasi Rasional (Rational Persuasion) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
·        Daya tarik Inspirasional (Inspirasional Appeals) : terjadi jika seseorang memoengaruhi orang lain dengan menggunakan suatypermintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
·        Konsultasi (Consultation) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
·        Pertukaran (Exchange) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
·        Daya tarik Pribadi (Personal Appeals) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
·        Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
·        Tekanan (Pressure) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
·        Koalisi (Coalition) : terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.

F.           Faktor Kontribusi Perilaku Politik
Tidak semua kelompok atau organisasi sama-sama politik. Dalam beberapa organisasi, berpolitik adalah terbuka dan merajalela, sementara dalam politik lain memainkan kecil peran dalam mempengaruhi hasil.  Beberapa karakteristik individu, berasal dari kualitas yang unik yang merupakan hasil dari organisasi budaya atau lingkungan internal.
Para peneliti telah mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian, kebutuhan, dan faktor-faktor lain mungkin berhubungan dengan politik tingkah laku. Dalam hal sifat, kita menemukan bahwa karyawan yang tinggi self-monitor, memiliki internal locus of control, dan memiliki kebutuhan tinggi untuk daya yang lebih cenderung terlibat dalam perilaku politik. Diri yang lebih sensitif isyarat sosial, kesesuaian sosial, lebih mungkin untuk menjadi terampil dalam perilaku politik dari diri-monitor rendah. Karena mereka percaya mereka dapat mengontrol lingkungan mereka, individu dengan internal locus of control lebih rentan untuk mengambil sikap proaktif dan berusaha untuk memanipulasi situasi menguntungkan mereka. Tidak mengherankan, Machiavellian kepribadian-ditandai dengan keinginan untuk memanipulasi dan keinginan untuk kekuasaan-nyaman menggunakan politik sebagai sarana untuk kepentingan.

G.           Impression Management
impression management adalah proses saat seorang individu berusaha mengontrol persepsi orang lain terhadapnya. Dan, kebanyakan individu melakukannya untuk mendapat sesuatu seperti yang telah dicontohkan tadi. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan impression management cenderung sukses dalam wawancara pekerjaan dan evaluasi kerja, dibandingkan yang tidak. Namun, hati-hati, apabila seseorang melakukan IM secara berlebihan. Ia malah akan tidak dipercaya. Atau, kasarnya, dicap penjilat.

Berikut adalah beberapa teknik IM :
1.      Conformity
Conformity adalah menyetujui apa yang dikatakan orang lain dengan tujuan mendapatkan persetujuan dari orang tersebut. Misalnya: Dina berkata pada atasannya bahwa strategi yang dilakukan Si Bos adalah yang terbaik. Sehingga, Si Bos menganggap Dina sebagai pendukungnya. Selanjutnya, mungkin saja Dina mendapatkan promosi dalam pekerjaannya.
2.      Excuses
Mencari alasan untuk menyelamatkan diri dan agar tidak terlihat begitu jelek di mata orang lain. Bobi mengatakan kalau target pemasangan iklan produk di surat kabar sedikit terlambat dari jadwal yang ditentukan. Padahal, memang tidak ada juga yang merespons iklan itu. Jadi, terlambat atau tidak, tidak masalah. Namun, dengan Bobi melakukan itu, berarti ia sudah berusaha menyelamatkan `muka`-nya.
3.      Apologies
Meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat merupakan salah satu contoh IM yang populer. Dan, diantara kita pasti pernah melakukannya. Seperti yang terjadi sehari-hari. Kita pasti pernah membuat laporan tanpa menyertakan detail-detail penting, lalu meminta maaf atas kesalahan itu.
4.      Self-promotion
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tapi, hati-hati, jika didengar orang lain, kesannya jadi sombong. Misalnya, Hendri mengatakan pada atasannya kalau dia adalah aset perusahaan karena proyek yang tengah ditanganinya bisa selesai hanya dalam 6 minggu. Sementara, jika Bambang yang menanganinya baru selesai dalam 6 bulan.
5.      Flattery
Memberikan pujian pada orang lain sehingga diri sendiri terlihat positif dan lebih disukai. Lina memuji Desi kalau pekerjaannya sangat memuaskan. Dan memang, Lina belum tentu dapat menyelesaikan pekerjaan itu sebaik Desi.
6.      Favors
Melakukan sesuatu untuk orang lain agar mendapatkan persetujuan dari orang tersebut. Contohnya: Seorang salesperson berkata pada klien yang potensial, “Hei, saya punya 2 tiket gratis nonton di bioskop A. Silakan ambil! Anggap saja ucapan terima kasih karena Anda telah menyediakan waktu untuk mendengarkan presentasi saya”.
7.      Association

Menjaga citra orang lain dengan menghubungkan satu informasi tentang dirinya dan orang lain. Misalnya, Heri yang sedang melakukan wawancara pekerjaan. Saat wawancara, Heri mengatakan pada si pewawancara bahwa atasan si pewawancara dulu adalah teman sekolah Heri dan berteman baik dengannya. Harapannya, si pewawancara akan mendapat informasi positif dari atasannya tentang Heri.

Kamis, 02 Juni 2016

Kesehatan Mental - Baby Blues Syndrome

“Baby Blues Syndrome”
Oleh :
Lausendha Rastra Ahnie          (16514006)
Risky Andita Putri                  (19514507)
2PA05
Hampir 50% ibu mengalami rasa sedih dan khawatir pasca melahirkan. Kondisi ini dinamakan sebagai Baby Blues Syndrome. Baby Blues Syndrome yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome merupakan suatu kondisi dimana muncul perasaan gundah gulana atau adanya perasaan sedih yang di alamai oleh para ibu pasca melahirkan.
Kondisi ini biasanya terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan dan cenderung memburuk pada 3 ata 4 hari pasca melahirkan. Namun jika ibu mengalami kondisi yang sama melebihi batas normal 2 minggu, maka baiknya ibu berkonsultasi dengan dokter, karena di khawatirkan mengalami Postpartum Depression.
Apa Beda Baby Blues Syndrome dengan Postpartum Depression?
Perbedaan keduanya terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi berlangsungnya gejala-gejala di atas. Pada Postpartum Depression, Anda akan merasakan berbagai gejala tersebut lebih sering, lebih hebat, serta lebih lama.
Bagaimana cara membedakannya?
Sebenarnya caranya mudah. Salah satunya adalah dengan memperhatikan pola tidur si ibu. Jika ketika ada orang lain menjaga bayi, si ibu bisa tertidur, maka besar kemungkinan si ibu hanya menderita Baby Blues Syndrome (BBS). Namun jika si ibu sangat sulit tertidur walaupun bayinya dijaga oleh orang lain, maka mungkin tingkat depresinya sudah termasuk kedalam Postpartum Depression (PPD).
Apa Penyebab PPD?
Walaupun hingga artikel ini ditulis tidak ada yang tahu pasti penyebab timbulnya PPD, namun berbagai faktor berikut sepertinya sangat berpengaruh:
·         Perubahan hormon si ibu
·         Tekanan menjadi ibu baru
·         Ada sejarah keluarga terkait dengan depresi
·         Kurangnya bantuan ketika melahirkan
·         Merasa terisolasi
·         Kelelahan

Apa Penyebab Baby Blues Syndrome?
Banyak kalangan menilai bahwa hormon adalah faktor yang menyebabkan ibu mengalami baby blues syndrome. Pada saat kehamilan, ibu banyak mengalami perubahan besar baik fisik maupun non fisik termasuk di dalamnya perubahan hormon. Begitu juga pasca melahirkan, perubahan tubuh dan hormon kembali terjadi lagi. Perubahan-perubahan yang kembali terjadi pada diri anda akan sangat mempenngaruhi perasaan ibu. Penurunan secara drastis kadar hormon estrogen dan progesteron serta hormon lainnya yang di produksi oleh kelenjar tiroid akan menyebabkan ibu sering mengalami rasa lelah, depresi dan penurunan mood.
Selain hormon, hadirnya si kecil yang harus betul-betul diawasi, dipenuhi perhatiannya, diasuh siang dan malam banyak menguras tenaga ibu, sehingga ibu mengalami keletihan dan kurang waktu istirahat. Perubahan pola hidup ini juga sebagai faktor banyak ibu pasca melahirkan mengalami depresi. Selain itu kecemasan yang menghantui para ibu, kecemasan akan masa depan anak, kecemasan apakah mampu atau tidaknya membesarkan anak dengan baik, dan kecemasan lainnya yang menghantui ibu juga bisa memicu baby blues syndrome.
Ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome biasanya akan mengalami gejala-gejala:
·         Rasa sedih dan depresi memenuhi perasaan ibu hingga menyebabkan ibu sering menangis
·         Emosi sangat labil, mudah marah, gampang tersinggung dan sering hilang rasa sabarnya.
·         Kerap kali ibu merasa kelelahan dan sering dihinggapi sakit kepala
·         Sering merasa kurang percaya diri
·         Sering mengalami rasa cemas
·         Mengalami kesulitan dalam berisitirahat atau susah tidur
·         Sering mengalami rasa takut akan berbagai hal

Seperti yang dialami seorang ibu dalam contoh kasus dibawah ini :
Aruni, anak pertama Melati (29), sudah berusia satu tahun. Namun Melati masih sering merasa bayi itu tiba-tiba terlepas dari pelukannya saat Melati berdiri di ketinggian. Padahal dia tidak sedang menggendongnya. Namun Melati merasa bayangan itu adalah kenyataan.
Kalau perasaan itu datang, keringat dinginnya mengalir. Tak mudah bagi Melati menghilangkan bayangan mengerikan itu meski hal mengerikan lainnya sudah ia lewati.
“Waktu Aruni masih lebih kecil, saya sering membayangkan ada pisau menancap di perutnya,” ujar Melati. Bayangan tentang pisau yang menancap di perut sebenarnya sudah mulai mengganggu ketika usia kandungannya semakin tua.
Perasaan tidak menentu menyertai Melati seusai kelahiran Aruni. Yang dominan, rasa ingin marah terus. “Saya kasihan pada suami karena ia sudah berusaha keras untuk membantu, termasuk bangun malam. Tapi sedikit saja kekeliruan bisa membuat saya meledak,”  kenang Melati.
Tak jarang Melati merasakan banyak kekhawatiran; khawatir tak bisa menjadi ibu yang baik dan lain-lain. Juga rasa sedih yang tak tentu sebab. Kadang ia merasa berada di padang luas tanpa batas. Sendirian. Sunyi. Perasaan kosong yang teramat dalam, yang tak pernah bisa ia bagi kepada siapa pun.
Dampak Baby Blues Syndrome Kepada Anak
Meskipun bisa hilang dengan sendirinya, ibu yang depresi karena baby blues dapat memberikan dampak negatif pada anak jika tidak segera ditangani.
Ø  Masalah perilaku
Anak-anak dari ibu yang depresi lebih memungkinkan memiliki masalah perilaku, termasuk masalah tidur, tantrum, agresi, dan hiperaktif.
Ø  Perkembangan kognitif terganggu
Anak nantinya mengalami keterlambatan dalam bicara dan berjalan jika dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak depresi. Mereka akan mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah.
Ø  Sulit bersosialisasi
Anak-anak dari ibu yang depresi mengalami kesulitan membangun hubungan dengan orang lain. Mereka sulit berteman atau cenderung bertindak kasar.
Ø  Masalah emosional
Anak-anak dari ibu yang depresi merasa rendah diri, lebih sering merasa cemas dan takut, lebih pasif, dan kurang independen.
Jika Anda menderita depresi karena baby blues, jangan merasa bersalah atau malu. Gejala-gejala baby blues berada di luar kendali dan tidak membuat Anda menjadi orangtua yang buruk. Akan tetapi mengingat dampak yang terjadi pada anak jika dibiarkan berlarut-larut, penting untuk segera mencari bantuan dari dokter atau psikolog.
Hal yang bisa dilakukan oleh Suami
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh suami saat istri mengalami baby blues? Ini jawabannya.
Ø  Ajak istri bicara
Jika Anda merasa istri menderita gejala-gejala tersebut, hal berikutnya yang harus dilakukan adalah bicara dengannya. Dorong istri untuk berbagi perasaan. Istri butuh diyakinkan bahwababy blues bukanlah kesalahannya. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional dari pasangan merupakan faktor penting dalam pemulihan dari depresi pasca-melahirkan.
Ø  Perlakukan istri dengan lembut
Kak Seto menyarankan agar para suami menghadapi istri dengan tenang dan sabar. “Bimbing istri agar lebih realistis dalam menghadapi masalah. Jangan mudah terpancing emosi apalagi sampai menggunakan kekerasan. Saat istri-istri marah-marah, suami harus banyak mengalah,” terangnya.
Ø  Melakukan kiat-kiat untuk meminimalisir akibat dari baby blues syndrome
Baby Blues Syndrome memang bisa dikatakan gejala normal ibu pasca melahirkan. Namun kondisi tersebut cukup menyiksa bagi ibu. Oleh karena itu di perlukan kiat-kiat untuk menghindari atau meminimalisir kondisi akibat baby blues syndrome tersebut.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
·     Lakukan persiapan yang matang sebelum melahirkan. 
·       Lengkapi pengetahuan ibu akan perawatan dan kesehatan seputar bayi.
·       Support dari keluarga sangat penting terutama dari suami guna menghindarkan ibu terkena baby blues syndrome.
·       Berisitirahatlah selagi kesempatan untuk beristirahat itu ada.
·   Berbagi pengalaman dengan ibu-ibu yang lain dipercaya dapat mengurangi beban ibu pasca melahirkan.
·         Perhatikan pola makan anda. jaga kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi ibu.
·         Be positif. 

Jumat, 01 April 2016

Perkembangan Propium Sebagai Dasar Perkembangan Kepribadian yang Sehat dan Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport

Tugas Kesehatan Mental
Dosen : Putri Yuli Astuti

Anggota Kelompok :
Lolla Rossalina (16514135)
Pramudita Haliyati (18514475)
Raden Sayid Fadhil (18514712)
Risky Andita Putri (19514507)
Syifa Azizah (1A514623)
2PA05

A. PENDAHULUAN
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuaan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B. APA ITU PERKEMBANGAN PROPRIUM ?
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “maknapenting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia

C. ASPEK-ASPEK DALAM PERKEMBANGAN PROPIUM
Ada tujuh aspek dalam perkembangan proporium :
1) Bodily Sel
tahap 1-3. Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih peduli terhadap keberadaan dirinya dan membedakan tubuhnya dari objek-objek yang ada disekitarnya.
2) Self Identity
anak-anak membuktikan dan menemukan identitas mereka tetap terlepas dari perubahan di lingkungan mereka.
3) Self-esteem :
anak-anak mulai bangga pada prestasi (pencapaian) yang mereka raih.
4) Extension of self :
Tahap ke 4-5. umur 4 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak mengakui objek-objek yang ada di sekitarnya dan orang-orang disekitar lingkungan mereka.
5) Self-image
anak-anak mengembangkan gambaran actual dan idealis dalam diri mereka dan perilaku mereka serta menjadi lebih peduli terhadap kepuasan (atau ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.
6) Self as a rational coper
tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak mulai mengaplikasikan alasan dan pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
7) Propriate striving
tahap 7. Pada masa remaja awal (sebelum teenage) mulai membentuk tujuan jangka panjang dan rencana.

D. BAGAIMANA PROSES TERJADINYA PERKEMBANGAN PROPIUM ?
Menurut Allport perkembangan kepribadian manusia akan selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Berikut adalah 3 Fase perkembangan Allport :
1. Masa Anak – Anak.
Masa ini dimulai dari masa neonatus yang menjadi awal perkembangan dari kepribadian anak. Pada masa perkembangan ini anak mulai bias melakukan gerakan refleks yang belum bias dibedakan. Ekspresi emosi anak pada masa ini cenderung monoton dan akan mengalami perkembangan sesuai dengan masa yang dilewatinya.
2. Masa Transformasi Anak – Anak
Pada masa ini, perkembangan kepribadian seseoarang akan terlihat dari :
• Diferensiasi
• Integrasi
• Pematangan
• Belajar
• kesadaran (sugesti)
• harga diri
• inferioritas ataupun kompensansi
• mekanisme psikoanalitis
• otonomi fungsional
• reorintasi mendadak trauma
• objektivitas
• insting
• humor
• pandangan hidup
3. Masa Dewasa
Merupakan masa terpenting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Masa – masa ini sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku yang ditujukannya. Menurut Allport, seseorang dikatakan dewasa, jika :
• Mulai bias memproyeksikan kebutuhannya tidak hanya untuk masa sekarang tapi untuk masa yang akan datang (extension self)
• Mulai mengenal apa yang diinginkannya dan yang menjadi kebutuhannya serta mengerti akan hal – hal yang bias memberikan kesenangan pada dirinya (insight & humor)
• Mengerti arti dan tujuan hidup yang dijalaninya, mulai memiliki pandangan hidup atau filsafat hidup yang terus dipertahankan.

E. MENGAPA PERKEMBANGAN PROPIUM MENJADI DASAR PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT ?
Allport ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang diri dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah propium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”.
Propium menunjukkan kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang itu berarti bahwa propium (atau self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.

F. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN MATANG MENURUT ALLPORT
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut :
1. Ekstensi sense of self
• Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
• Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
• Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama. Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

Daftar Pustaka :
Awilson. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : PT. Kanisius
Lindsay, Gardner. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Yogyakarta : PT. Kanisius