Selasa, 05 Mei 2015

Tugas Psikologi Umum

“Motivasi Mengerjakan Tugas Tepat Waktu.”
Oleh : Risky Andita Putri
NPM : 19514507
1PA04
Saat seseorang dihadapkan pada 2 pilihan, tentu ada dilema yang dirasakan oleh orang tersebut. Sama halnya dengan mengerjakan tugas. Menjadi seorang mahasiswa tentu bukanlah hal yang mudah. Selain harus pintar-pintar dalam bergaul, tentu kita juga harus pintar dalam mengambil sikap dari setiap hal yang kita lakukan. Contohnya saja tugas. Saat seorang mahasiswa dihadapkan pada tugas yang banyak, biasanya banyak hal yang mempengaruhinya dalam menyelesaikan tugas tersebut, yaitu bisa dari faktor fisiologis dan juga faktor lingkungannya.
            Faktor fisiologis sangat berperan saat mahasiswa tersebut merasa sangat lelah dan membutuhkan istirahat, tetapi ada tugas yang harus Ia kerjakan, padahal badannya sangat lelah dan membutuhkan istirahat. Tetapi Ia sadar bahwa itu adalah tugas yang harus Ia kerjakan. Dan juga faktor lingkungan, faktor ini adalah faktor yang paling besar dalam mempengaruhi seseorang, karena faktor ini dialami oleh setiap individu dalam setiap kegiatannya. Bagi mahasiswa, faktor lingkungan tentulah berpengaruh besar, karena apabila tugas sudah banyak, tetapi Ia tidak bisa menyaring lingkungannya, tentu Ia akan terjerumus dan hasilnya semua tugasnya akan terbengkalai. Saya akan mengambil contoh seorang mahasiswa yang malas, karena tentu, saya termasuk dalam golongan ini. Saat teman-teman yang biasanya bermain dengan kita berkata bahwa tugasnya belum selesai, kita akan merasa tenang karena kita berfikir “masih ada teman kok” padahal, saat-saat yang kita sia-siakan itu bisa jadi adalah saat emas yang kita butuhkan untuk mengarjakan tugas tersebut, misalnya kita sudah memikirkan pokok bahasan apa yang akan kita ambil, tetapi karna hal tadi, kita jadi menundanya dan akhirnya lupa, tentu itu akan merugikan diri kita sendiri. Dan hasilnya adalah kita akan lebih sulit menentukan tema karena waktu yang sudah mepet, dan bahasan yang kita ambil tentunya tidaklah maksimal karena kita membuatnya hanya asal jadi.
            Untuk menghindari hal itu terjadi dalam kehidupan kita, tentu kita harus memiliki motivasi dalam mengerjakan tugas tersebut, entah itu motivasi dari diri sendiri maupun motivasi dari orang lain. Misalnya, kita memotivasi diri kita dengan bayangan bahwa apabila tugas sudah selesai kita akan bisa menikmati hari-hari kita tanpa perlu khawatir akan tugas-tugas yang menumpuk. Atau kita jadi bisa tersenyum dan santai-santai apabila ada teman yang belum mengerjakan di waktu yang sudah mepet karena kita tentu sudah mengerjakan tugas tersebut. Maka, motivasi itu sangatlah penting untuk kita menjalankan kegiatan kita sehari-hari. Tanpa adanya motivasi, tentu tujuan kita menjadi tidak menentu dan tidak memiliki target. Jadi sebelum semua terlambat, buatlah motivasi untuk setidaknya untuk diri sendiri, setidaknya ada usaha dari diri kita untuk menjadi lebih baik dari motivasi-motivasi yang kita buat sendiri.

Senin, 04 Mei 2015

Tugas Psikologi Umum

“Emosi Remaja.”
Oleh : Risky Andita Putri
NPM : 19514507
1PA04
            Setiap individu pastinya memiliki emosi dalam dirinya, entah itu emosi senang, sedih, takut, marah, dan emosi-emosi lain yang beragam bentuknya. Dalam usia remaja, manusia menjajaki fase penting dalam hidupnya. Fase ini adalah fase awal yang harus dilewati setiap individu untuk mencapai kedewasaan. Tetapi dalam hal ini, banyak sekali emosi yang tercipta, entah itu emosiyang Ia ciptakan sendiri, maupun emosi yang disebabkan oleh faktor-faktor di lingkungannya.
            Dalam fase remaja, individu sudah mulai dihadapkan pada berbagai ketertarikan, misalnya saja ketertarikan pada lawan jenis. Pada fase ini setiap individu akan mengalami berbagai macam emosi yang akan muncul dalam dirinya. Entah itu emosi senang, sedih, kecewa, patah hati, cemburu, semua emosi itu perlahan-lahan akan muncul dalam fase ini.
            Saat seseorang memiliki ketertarikan pada lawan jenis, Ia akan senantiasa mencari informasi mengenai orang tersebut, hal itu tentu sangat mempengaruhi emosinya. Emosi sendiri tidak hanya berwujud dalam perasaan saja, tetapi juga mempengaruhi ekspresi dan juga tingkah laku tiap individu. Seperti halnya pada orang yang sedang kasmaran, Ia cenderung lebih sering tersenyum dan terlihat tersipu-sipu, tutur katanya pun lembut, yang seolah sangat mengekspresikan kebahagiaannya. Tetapi saat Ia merasa sedih atau kecewa, tentu mimik mukanya pun berubah, jadi terlihat murung, diam, ekspresinya datar, tidak fokus, bahkan tidak jarang emosi juga mempengaruhi mood seseorang dan mengakibatkan ketidakstabilan yang berlangsung lama.
            Pada masa remaja itulah kita untuk pertama kalinya mungkin merasakan sensasi-sensasi baru dari setiap emosi yang kita rasakan. Dari setiap emosi marah yang tidak terkendali, emosi sedih yang berlebihan, senang yang berlebihan, takut yang berlebihan, sampai akhirnya kita bisa menyesuaikan diri dan bisa mengambil sikap lebih dewasa. Hingga akhirnya emosi itu sedikit demi sedikit dapat kita kendalikan, bahkan tidak jarang banyak sekali orang yang sangat hebat dalam berekspresi, yang akhirnya bisa mengelabui orang lain dengan mimik mukanya.
            Setiap fase memanglah penting, tetapi dalam fase yang labil, tentu kita harus pintar-pintar dalam mengatur emosi kita sendiri, yang tentu akan berdampak baik bagi kita dan lingkungan sekitar, karna apabila emosi yang negatif itu berlebihan, bukan hanya diri kita yang rugi, tetapi lingkungan sekitar kita juga mengalami kerugian, jadi pintar-pintarlah dalam mengendalikan emosi.